Phonetik/Phonologie

 

Memahami Fonetik dan Fonologi: Dasar Ilmu Bunyi Bahasa

Bahasa adalah alat komunikasi yang sangat kompleks, dan salah satu aspek terpentingnya adalah bunyi. Bagaimana bunyi itu dihasilkan, disusun, dan dipahami? Untuk menjawabnya, kita perlu mengenal dua cabang ilmu yang saling berkaitan, yaitu fonetik dan fonologi.

Apa Itu Fonetik?

Fonetik adalah ilmu yang mempelajari bunyi bahasa secara fisik. Fonetik melihat bunyi dari tiga sudut pandang utama:

Cabang Fonetik

Fokus Utama

Penjelasan Singkat

Artikulatorische Phonetik

Cara bunyi dihasilkan oleh alat ucap (mulut, lidah, dll)

Bagaimana organ-organ bicara membentuk bunyi.

Akustische Phonetik

Sifat fisik bunyi, seperti frekuensi dan amplitudo

Gelombang suara dan karakteristik fisiknya.

Auditive Phonetik

Persepsi bunyi oleh pendengar

Bagaimana telinga dan otak mengenali bunyi bahasa.

Contoh: Bunyi [p] diucapkan dengan menutup bibir (artikulatoris), memiliki gelombang suara tertentu (akustis), dan didengar sebagai [p] (auditoris).

Apa Itu Fonologi?

Berbeda dengan fonetik, fonologi adalah ilmu yang mempelajari sistem bunyi dan fungsi bunyi dalam bahasa. Fonologi fokus pada bagaimana bunyi berperan dalam membedakan makna.

· Phonem: Satuan bunyi terkecil yang dapat membedakan makna, misalnya /b/ dan /p/ dalam 

bahasa Indonesia.

· Allophon: Variasi bunyi dari satu fonem yang tidak mengubah makna, misalnya [p] dan [pʰ].

Contoh: Kata “kamm” dan “kann” berbeda makna karena perbedaan fonem /a/ dan /a:/.

Istilah Penting dalam Fonologi

Istilah

Penjelasan

Phoneminventar

Daftar fonem yang ada dalam suatu bahasa.

Neutralisierung

Hilangnya perbedaan fonem dalam konteks tertentu.

Archiphonem

Fonem gabungan yang muncul akibat netralisasi.

Norma (Coseriu)

Aturan penggunaan bahasa yang berada di antara sistem (langue) dan praktik individu (parole).

Sinkroni vs Diakroni

Sinkroni: studi bahasa pada satu waktu; Diakroni: studi perubahan bahasa dari waktu ke waktu.

Deskriptif vs Preskriptif

Deskriptif: menjelaskan fakta bahasa; Preskriptif: menetapkan aturan benar/salah.


Daerah dan Cara Artikulasi 

Berikut merupakan tabel Ort und Art Artikulasi dalam bahasa Jerman:

A) Tabel Konsonan

Ort (Tempat Artikulasi)

Art (Cara Artikulasi)

Contoh Fonem

Contoh Kata (IPA)

Arti Kata

Bilabial

Plosif (tak bersuara)

/p/

Mappe [ˈmapə]

peta

Bilabial

Nasal (bersuara)

/m/

Mutter [ˈmʊtɐ]

ibu

Labiodental

Frikatif (tak bersuara)

/f/

Apfel [ˈap͡fəl]

apel

Labiodental

Afrikat (tak bersuara)

/p͡f/

Apfel [ˈap͡fəl]

apel

Labiodental

Frikatif (bersuara)

/v/

Winter [ˈvɪntɐ]

musim dingin

Alveolar

Plosif (tak bersuara)

/t/

Tag [taːk]

hari

Alveolar

Frikatif (bersuara)

/z/

sechs [zɛks]

enam

Alveolar

Frikatif (tak bersuara)

/s/

Straße [ˈʃtʁaːsə]

jalan

Alveolar

Vibran (bersuara)

/r/

rot [ʁoːt]

merah

Postalveolar

Frikatif (tak bersuara)

/ʃ/

Schule [ˈʃuːlə]

sekolah

Postalveolar

Afrikat (tak bersuara)

/t͡ʃ/

deutsch [dɔʏt͡ʃ]

bahasa Jerman

Velar

Plosif (tak bersuara)

/k/

Kamm [kam]

sikat

Velar

Nasal (bersuara)

/ŋ/

lang [laŋ]

panjang

Velar

Frikatif (tak bersuara)

/x/

lachen [ˈlaxən]

tertawa

Palatal

Frikatif (tak bersuara)

/ç/

ich [ɪç]

saya

Palatal

Approksiman (bersuara)

/j/

Ja [jaː]

ya

Glotal

Frikatif (tak bersuara)

/h/

Haus [haʊs]

rumah

B. Tabel Vokal

Tempat Artikula­si

Cara Artikula­si

IPA

Huruf Jerman

Contoh Kata (IPA)

Arti Kata

Keterangan

Depan

Tinggi, tak bulat, pendek

[ɪ]

i

ich [ɪç]

saya

vokal depan tinggi pendek

Depan

Tinggi, tak bulat, panjang

[iː]

i

Liebe [ˈliːbə]

cinta

vokal depan tinggi panjang

Depan

Tinggi, bulat, pendek

[ʏ]

ü

fünf [fʏnf]

lima

vokal depan bulat pendek

Depan

Tinggi, bulat, panjang

[yː]

ü

fühlen [ˈfyːlən]

merasa

vokal depan bulat panjang

Depan

Tengah, tak bulat, pendek

[ɛ]

e, ä

Bett [bɛt], Männ­er [ˈmɛnɐ]

tempat tidur, laki-laki

vokal depan tengah pendek

Depan

Tengah, tak bulat, panjang

[eː]

e

sehen [ˈzeːən]

melihat

vokal depan tengah panjang

Depan

Tengah, bulat, pendek

[œ]

ö

zwölf [tsvœlf]

dua belas

vokal depan bulat pendek

Depan

Tengah, bulat, panjang

[øː]

ö

schön [ʃøːn]

indah

vokal depan bulat panjang

Tengah

Tengah, tak bulat, netral

[ə]

e (schwa)

bitte [ˈbɪtə]

tolong

vokal tengah netral (schwa)

Tengah

Rendah, tak bulat, pendek

[a]

a

Mann [man]

laki-laki

vokal tengah rendah pendek

Tengah

Rendah, tak bulat, panjang

[aː]

a

Vater [ˈfaːtɐ]

ayah

vokal tengah rendah panjang

Belakang

Tinggi, tak bulat, pendek

[ʊ]

u

und [ʊnt]

dan

vokal belakang tinggi pendek

Belakang

Tinggi, tak bulat, panjang

[uː]

u

gut [ɡuːt]

baik

vokal belakang tinggi panjang

Belakang

Tengah, tak bulat, pendek

[ɔ]

o

Gott [ɡɔt]

Tuhan

vokal belakang tengah pendek

Belakang

Tengah, tak bulat, panjang

[oː]

o

Sohn [zoːn]

anak laki-laki

vokal belakang tengah panjang









                   

 P.S 

    • Vokal umlaut (ä [ɛ], ö [ø], ü [y]) adalah vokal depan dengan bulatan bibir, khas bahasa Jerman dan tidak ada dalam bahasa Indonesia.

Hubungan Syntagmatis dan Paradigmatis

· Syntagmatis: Hubungan linear antar bunyi dalam ujaran, misalnya urutan bunyi dalam kata.

   · Paradigmatis: Hubungan pilihan antar bunyi yang bisa saling menggantikan dalam posisi 

     tertentu.

Analisis Fonem dan Struktur Suku Kata

· Analisis Fonem: Mengidentifikasi fonem melalui pasangan minimal (Minimalpaar), yaitu 

dua kata yang berbeda makna hanya karena satu bunyi.

· Bentuk Kanonik Suku Kata: Struktur dasar suku kata, misalnya Konsonan-Vokal (KV) 

atau Konsonan-Vokal-Konsonan (KVK).

Fenomena Tambahan dalam Fonologi

· Netralisasi dan Archiphonem: Perbedaan fonem yang hilang dalam konteks tertentu, 

menghasilkan fonem gabungan.

· Fenomena Kontak (Kontaktphänomene): Pengaruh bahasa lain terhadap sistem bunyi 

suatu bahasa.

Ortografi dan Sistem Tulisan

· Ortografi: Sistem penulisan bahasa.

· Graphem: Satuan terkecil dalam sistem tulisan, misalnya huruf.

· Allograph: Variasi bentuk dari satu graphem.

· Hubungan Lautebene dan Schriftebene: Hubungan antara bunyi dan simbol tulisannya.

Ekskurs: Ambiguitas dan Homonim dalam Bahasa

· Ambiguitas: Masalah makna ganda yang dapat menyebabkan kebingungan.

· Homonim: Kata yang sama bunyi atau tulisannya tapi berbeda makna.

Kesimpulan

Fonetik dan fonologi adalah dua cabang ilmu yang saling melengkapi dalam memahami bunyi bahasa. Fonetik mempelajari bunyi secara fisik dan persepsi, sementara fonologi mempelajari sistem bunyi dan fungsinya dalam bahasa. Dengan memahami konsep-konsep ini, kita bisa lebih paham bagaimana bahasa berfungsi dan berkembang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Morphologie

Grundbegriffe des de Saussureschen Strukturalismus